Warung Kopi di Antara Dua Dunia

realisme sosial, ketimpangan, urban life, perubahan zaman

SHORT STORY

Andhika Rafi Sunggoro

6/22/20251 min read

Aku duduk di bangku plastik warung kopi bawah flyover — tempat biasa, pesanan biasa: kopi hitam manis, dua gorengan.

Dari tempatku duduk, aku bisa lihat gedung kaca 22 lantai yang menjulang seperti menertawakan semuanya. Di bawah, ibu-ibu jualan tisu. Di atas, orang-orang berdasi presentasi soal "transformasi digital".

Di warung ini, semuanya terasa lambat. Uap kopi naik pelan-pelan. Obrolan tukang parkir dan abang ojol mengalir tanpa rencana. Kadang soal harga bensin, kadang soal sinetron, kadang cuma ketawa-ketawa karena orang lewat pakai celana yang “kependekan banget.”

Satu meter dari tempat dudukku, ada remaja perempuan — mungkin kelas dua SMA — lagi belajar dari ponsel retak. Dia sesekali nulis di buku, sesekali ngeluh kecil soal kuota. Tapi dia tetap lanjut.

Di seberang jalan, kulihat kantor coworking yang cahayanya putih dan terang. Di sana, anak-anak muda pakai sepatu 2 juta dan MacBook 30 juta, berdiskusi sambil minum oat latte 55 ribu. Dari balik jendela besar mereka, mereka mungkin bisa lihat warung ini. Tapi tak ada satu pun yang menoleh.

Kadang aku pikir, kota ini seperti hidup dalam dua dunia. Dunia yang naik eskalator, dan dunia yang tetap naik tangga darurat. Dunia yang sibuk bicara soal “revolusi industri 5.0,” dan dunia yang masih sibuk cari sinyal.

Dan warung ini — mungkin satu-satunya tempat di mana dua dunia itu saling berdampingan, tapi tak pernah benar-benar saling sapa.

Kopi hitamku sudah tinggal setengah. Gorengan dingin, tapi tetap dimakan. Tukang parkir mulai cerita lagi soal temannya yang ditolak lamaran kerja karena “cuma lulusan SMA.” Abang ojol nimpali, “Gue daftar ojek juga susah sekarang, saingannya kuliahan semua.”

Aku hanya diam. Menyimak.

Karena kadang, satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah duduk, dengar, dan mencoba tidak lupa:

Bahwa tidak semua orang punya awal yang sama. Tapi setiap orang sedang berusaha bertahan — di dunia yang bergerak terlalu cepat, dan terlalu pelit memberi kesempatan.

architectural photography of building with people in it during nighttime
Address

South Jakarta, 12180
Indonesia

Contacts

+62 814-6666-2001
business@rafisunggoro.com